Apa itu Tuberkulosis Ekstraparu (TB Ekstraparu)?
EDUKASI TB
Ni Putu Menganti Harum Putrinata
3/14/20254 min baca
TB Ekstraparu merupakan infeksi tuberkulosis (TB) yang terjadi di luar paru-paru, seperti pada organ:
Kelenjar getah bening
Tulang
Selaput otak (meningitis)
Ginjal
Kulit
Sendi
Alat kelamin
Abdomen (Saluran pencernaan)
Ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) yang menyebar ke organ lain setelah infeksi awal di paru-paru. Kondisi yang disebut TB Ekstra Paru ini terjadi ketika bakteri menyebar melalui aliran darah.
Apa saja gejala dan tanda TB Ekstraparu?
Gejala TB Ekstra Paru bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi, namun secara umum bisa terjadi TB Paru dan TB Ekstra paru secara bersamaan.
Jenis-Jenis TB Ekstra Paru


Tuberkulosis milier
Tuberkulosis milier terjadi ketika bakteri tuberkulosis menyebar ke berbagai organ tubuh secara bersamaan, biasanya melalui aliran darah (hematogen). Kondisi ini lebih sering dialami oleh penderita HIV, penyakit ginjal kronis, pasien yang telah menjalani transplantasi organ, serta individu yang sedang menjalani terapi anti-TNF untuk rematik. Organ yang umumnya terdampak meliputi hati, limpa, kelenjar getah bening, selaput otak, kelenjar adrenal, dan sumsum tulang belakang.
Tuberkulosis kelenjar getah bening
Tuberkulosis kelenjar getah bening umumnya ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di satu atau beberapa area tubuh. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan penderita HIV. Namun, diagnosis TB kelenjar getah bening bisa menjadi tantangan karena pembengkakan serupa juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit lain, seperti leukemia, limfoma, infeksi virus, toksoplasmosis, dan sifilis.
Tuberkulosis tulang dan sendi
Tuberkulosis tulang dan sendi umumnya menyerang anak-anak, kemungkinan karena tulang dan sendi mereka masih dalam masa pertumbuhan.
Ada tiga jenis utama TB tulang dan sendi yang sering terjadi:
Artritis TB – Infeksi bakteri tuberkulosis yang menyerang sendi, terutama panggul, lutut, siku, dan pergelangan tangan.
Osteitis TB – Peradangan pada tulang panjang, seperti tulang kaki, yang terkadang muncul akibat artritis TB yang tidak segera ditangani.
Spondilitis TB – Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang yang dapat menyebabkan kerusakan hingga cacat tulang belakang. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini berisiko menyebabkan kelumpuhan
Tuberkulosis saluran pencernaan
Bakteri tuberkulosis juga dapat menginfeksi saluran pencernaan, biasanya akibat TB paru aktif atau ketika penderita menelan cairan yang mengandung Mycobacterium tuberculosis. Gejala TB saluran pencernaan seringkali mirip dengan penyakit lain, seperti sakit perut, perut kembung, kelelahan, demam, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan, diare, konstipasi, dan feses berdarah. Jika tidak ditangani dengan baik, TB saluran pencernaan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyumbatan usus atau yang dikenal sebagai TB usus.
Tuberkulosis meningitis
Meningitis akibat tuberkulosis lebih sering terjadi pada balita di bawah usia 2 tahun dan orang dewasa dengan HIV/AIDS. Gejala yang umum muncul meliputi sakit kepala, mudah marah, demam, kebingungan, leher kaku, kelemahan otot pada balita, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), serta mual dan muntah. TB meningitis merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi saraf lainnya.
Tuberkulosis perikarditis
Tuberkulosis perikarditis adalah infeksi TB yang menyerang perikardium, yaitu selaput yang melapisi jantung. Kondisi ini umumnya muncul setelah infeksi bakteri TB terjadi di organ lain dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan dengan TB milier. Jika tidak ditangani dengan cepat, TB perikarditis dapat menyebabkan komplikasi pada jantung, seperti perikarditis konstriktif dan tamponade jantung.
Tuberkulosis kelamin dan saluran kencing
TB ekstra paru juga dapat terjadi di alat kelamin dan saluran kencing atau biasanya disebut dengan tuberkulosis genitourinaria. Beberapa tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah sakit perut, nyeri saat buang air kecil, lebih sering buang air kecil daripada biasanya, terutama di malam hari (nokturia), sakit di bagian punggung dan tulang rusuk, pembengkakan testis, adanya sel darah merah di dalam urin.
Tuberkulosis efusi pleura
TB ini biasanya jarang menimbulkan gejala apa pun, terutama jika jumlah cairan yang terdapat di pleura kurang dari 300 ml. Pleura adalah selaput pembungkus paru-paru. Namun, jika penumpukan cairan meningkat, penderita mungkin akan mengalami gejala sesak napas.
Tuberkulosis kulit
TB ekstra paru ini memiliki gejala berupa lesi yang membuat kulit melepuh dan bengkak. Gejala ini biasanya akan muncul di area lutut, siku, tangan, leher, dan kaki setelah 2-4 minggu bakteri menginfeksi jaringan kulit. Tingkat keparahan gejala bisa berbeda-beda untuk setiap orang tergantung dari kondisi sistem imunnya. Gejala lainnya dari TB ekstra paru yang menyerang kulit adalah:
Ruam berwarna ungu kecoklatan di sekitar lesi kulit
Rasa sakit pada bagian lesi kulit
Eritema atau ruam merah yang melebar pada kulit
Lesi kulit berlangsung bertahun-tahun
Dari jenis-jenis yang disebutkan di atas, umumnya TB ekstra paru berisiko pada beberapa kelompok orang, terutama yang memiliki daya tahan tubuh lemah seperti anak-anak atau lansia, penderita HIV/AIDS, serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk. Perbedaanya dengan TB paru adalah TB ekstra paru menular melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan terjadi melalui transfusi darah.
Meski demikian, sama halnya dengan TB paru, TB ekstra paru juga dapat disembuhkan. Pengobatannya pun tidak jauh berbeda dengan TB paru, yaitu dengan obat anti tuberkulosis (OAT), meski demikian perlu ada penyesuaian untuk beberapa kondisi yang menginfeksi organ vital.
Diagnosis dan Pengobatan TB Ekstra Paru
Diagnosis TB ekstra paru umumnya dilakukan menggunakan metode pemindaian, seperti rontgen dada, CT scan, MRI, atau USG. Selain itu, tim medis akan melakukan pemeriksaan TB melalui cairan tubuh (darah, urine, cairan pleura, cairan perikardium, atau cairan pada sendi) serta biopsi dari jaringan tubuh yang kemungkinan terinfeksi. Pengobatan TB ekstra paru sama dengan TB paru, yaitu dengan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara teratur. Secara umum, pengobatan TB Ekstra Paru selama lebih dari 6 bulan bahkan sampai 18 bulan tergantung organ yang terinfeksi. OAT terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap awal selama 2 bulan dan tahap lanjutan bervariasi tergantung kondisi dan penyakit pasien.
Referensi:



